Akibat banyaknya protes dan tuntutan pengunjuk rasa, perdana menteri Sri Lanka dan beberapa pimpinan partai politik melakukan pertemuan darurat.
Dalam cuitannya di Twitter, "Demi memastikan kelangsungan Pemerintahan termasuk keselamatan semua warga negara," Ranil Wickremesinghe akhirnya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Keputusan itu diambil setelah melakukan pertemuan bersama beberapa pimpinan partai.
"Saya menerima rekomendasi terbaik dari Pemimpin Partai hari ini, untuk membuka jalan bagi Pemerintahan Semua Partai. Untuk memfasilitasi ini saya akan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri," lanjutnya, dikutip JOMBANG UPDATE dari akun Twitter Ranil Wickremesinghe @RW_UNP.
Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, India Pasok Beras hingga Obat-Obatan, Kondisi Rakyat Memprihatinkan
Dilansir JOMBANG UPDATE dari Reuters, beberapa pemimpin partai oposisi juga menyerukan agar Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.
"Presiden dan perdana menteri harus segera mengundurkan diri. Jika itu tidak terjadi, ketidakstabilan politik akan memburuk," kata pemimpin Partai Kebebasan Sri Lanka dan mantan presiden Maithripala Sirisena, sebelum Ranil Wickremesinghe menawarkan pengunduran dirinya.
Sementara itu, lokasi pasti Presiden Gotabaya Rajapaksa masih belum diketahui.
Dua sumber di Kementerian Pertahanan mengatakan presiden dipindahkan dari markas pada hari Jumat untuk alasan keamanan.
Pengunduran diri kedua pemimpin Sri Lanka tersebut hanyalah salah satu tuntutan utama rakyat karena ketidakpuasan mencapai puncaknya.