Sampah Plastik di Lautan Asia Tenggara Kurang Terurus, Perlukah Ada Kolaborasi di Wilayah ASEAN?

9 Januari 2022, 19:00 WIB
Sampah Plastik di Lautan Asia Tenggara Kurang Terurus, Perlukah Ada Kolaborasi di Wilayah ASEAN? /Dustan Woodhouse/unsplash.com

JOMBANG UPDATE – Sampah plastik di kawasan Asia Tenggara kurang begitu terurus jika mengacu pada sebuah studi pada tahun 2015 yang dilakukan oleh ahli kelautan asal Amerika Serikat Jenna Jambeck.

Studi tersebut mengungkapkan, enam dari 11 negara Asia Tenggara masuk dalam 20 daftar teratas yang salah dalam mengelola sampah plastik.

Indonesia menempati posisi kedua dalam daftar 20 negara teratas yang salah dalam mengelola sampah plastik dan merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Baca Juga: Prediksi dan Jadwal Pertandingan Group E Piala Afrika 2021 Kamerun, Aljazair Siap Pertahankan Gelar Juara?

Baca Juga: Trending YouTube, Ini Lirik Lagu Lentera Lesti Kejora Lagu Untuk Muhammad Leslar Al-Fatih Billar

Negara-negara ASEAN lain yang masuk dalam daftar 20 negara teratas yang salah dalam mengelola sampah plastik adalah Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Myanmar.

Total polusi plastik laut di Asia Tenggara mencapai 1,4 sampai 3,54 juta metrik ton per tahun, dari 8 sampai 12 metrik ton secara global.

Karena Asia Tenggara terletak di antara samudra Pasifik dan Hindia, negara-negara di kawasan ASEAN tidak hanya menghadapi masalah sampah plastik milik sendiri, tapi juga sampah yang berasal dari lautan negara-negara lain.

Dilansir JOMBANG UPDATE dari The Conversation Indonesia, sampah laut sebagai masalah lintas batas (transboundary issues) menjadi sorotan ketika pertemuan menteri ASEAN di Bangkok, Thailand yang dihadiri oleh delegasi dari sepuluh anggota ASEAN.

Pertemuan tersebut mendorong negara-negara ASEAN agar menyusun rencana aksi dalam tingkat nasional dan regional untuk mengatasi sampah lautan.

Negara-negara ASEAN pada akhirnya meluncurkan Kerangka Kerja Atasi Sampah Laut atau Framework of Action on Marine Debris sebagai langkah yang optimis untuk masa depan.

Namun, kerangka tersebut perlu diterjemahkan ke dalam rencana aksi regional yang konkret melalui proses yang mengikat secara hukum dengan pencapaian dan peran pemangku kepentingan yang jelas.

Meski beberapa negara ASEAN telah menyusun rencana mereka sendiri untuk mengatasi masalah sampah plastik di daratan.

Baca Juga: Live Streaming Trans7 dan Jadwal Acara 9 Januari 2022, Nonton Moto GP 2021 Aragon GP

Baca Juga: Banjir Sampah Plastik di Amerika, Margaret Spring: Ini Krisis Lingkungan dan Sosial

Belum ada rencana yang spesifik di tingkat regional untuk mengatasi masalah sampah plastik lautan di kawasan Asia Tenggara.

Sejauh ini, setiap negara memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan sampah di wilayah mereka, tapi belum mencakup permasalahan sampah lautan di tingkat regional Asia Tenggara.

Di Malaysia semisal, pemerintah negeri jiran ini telah memberlakukan larangan penggunaan plastik sekali pakai.

Di Thailand, kemungkinan memberlakukan pajak sampah sedang aktif didiskusikan oleh pemerintah setempat.

Sementara Singapura dan Vietnam sudah mendeklarasikan komitmen nasional mereka untuk mengatasi sampah plastik lautan.

Indonesia sendiri sedang memperbarui teknologi daur ulang sampah dan mengembangkan kapal pengumpul sampah untuk mengatasi masalah sampah plastik lautan.

Kini, upaya integrasi pengelolaan sampah plastik di kawasan lautan Asia tenggara masih terus diupayakan oleh lembaga-lembaga penelitian di wilayah tersebut.***

Editor: Vonny Aprilia Puspita

Tags

Terkini

Terpopuler