Yoichi Sai, Sutradara Jepang All Under the Moon 1993 Meninggal Dunia

- 28 November 2022, 11:30 WIB
Yoichi Sai, Sutradara Jepang All Under the Moon 1993 Meninggal Dunia
Yoichi Sai, Sutradara Jepang All Under the Moon 1993 Meninggal Dunia /Via/Twitter.com/Kyodo_News_EN

JOMBANG UPDATE - Yoichi Sai, Sutradara film All Under the Moon rilis tahun 1993 kisahkan orang Korea tinggal di Jepang dilaporkan meninggal dunia pada hari Minggu, 27 November.

Sutradara film Blood and Bones tutup usia di rumahnya berada di Tokyo di umur 73 tahun.

Penyebab kematian adalah ia berjuang melawan kanker kandungan kemih yang dia derita selama beberapa waktu ini.

Pada Januari lalu, Sai sempat mengumumkan kondisi kesehatannya yang sedang dalam masa pengobatan kanker kandung kemih.

Baca Juga: Profil Lengkap Okello Daudi, Pemain Voli Asal Uganda Dirumorkan Jakarta Bhayangkara di Proliga 2023

Baca Juga: SELAMAT! Son Ye Jin dan Hyun Bin Resmi Jadi Orang Tua dengan Kelahiran Anak Pertama

Yoichi Sai, lahir Prefektur Nagano, Jepang dari ayah seorang etnis Korea dan ibu seorang etnis Jepang.

Ia seorang sutradara legendari dari lama dalam industri film Jepang.

Ia menjabat sebagai Presiden Directors Guild of Japan selama 18 tahun mulai pada tahun 2004.

Film terkenal berjudul "All Under the Moon," dibintangi Goro Kishitani dan Ruby Moreno memenangkan sejumlah penghargaan film Jepang.

Film bercerita supir taksi etnis Korea tinggal di Tokyo jatuh cinta seorang dari Filipina bekerja sebagai pemilik rumah bar.

Aktor Goro Kishitani yang menjadi pemain film tersebut bahwa "Sutradara Sai adalah orang yang mengajari saya betapa menarik dan indahnya sebuah film."

"Saya menyukai sifat energik, liar, dan sensitif dari pengalaman pembuatan film unik yang hanya dapat dilakukan oleh Sai dan timnya. Saya ingin melihatnya merekam lebih banyak karya," ujarnya

Sai di anugerahi Japan Academy Film Prize sebagai sutradara terbaik untuk "Blood and Bones".

Film yang menampilkan Takeshi Kitano, seorang pria korea yang keras pindah ke Osaka,Jepang pada tahun 1920an selama pemerintahan kolonial Jepang.

Beat Takeshi, Nama panggungnya berkomentar "Saya patah hati,Teman film saya dari generasi yang sama telah meninggal satu demi satu".***

Editor: Apriani Alva


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x