Dalam filmnya, menceritakan perjalanan Susi Susanti dari kampung halamannya, hingga bergabung dengan Pelatnas PBSI.
Ada dua penampilan Susi Susanti yang cukup banyak mendapat porsi dalam film, yakni Olimpiade 1992 dan Sudirman Cup 1989.
Susi memang berhasil meraih medali emas Olimpiade 1992, namun dirinya belum terlalu diunggulkan beberapa tahun sebelumnya.
Diceritakan bahwa pelatih Liang Chiu Sia sedang memilih pemain untuk tim Indonesia yang akan bertanding di Sudirman Cup 1989.
Liang Chiu Sia memilih Susi Susanti untuk bertanding di nomor tunggal putri.
Keputusan Liang Chiu Sia tersebut sempat dikritik oleh petinggi PBSI.
Karena Susi Susanti dianggap terlalu muda dan belum sanggup menjadi penentu.
Apalagi di pertandingan final melawan Korea Selatan, Indonesia sudah tertinggal 0-2.
Ganda putra Eddy Hartono/Rudy Gunawan kalah 1-2 dari Park Joo Bong/Kim Moon-soo.
Kemudian ganda putri Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati kalah 0-2 dari Hwang Hye-young/Chung So-young.