JOMBANG UPDATE - KKN di Desa Penari saat ini menjadi salah satu film horor Indonesia yang telah ditonton jutaan pecinta film.
Sejak dirilis pertama kali pada 30 April 2022 lalu, jumlah penonton film KKN di Desa Penari sampai artikel ini ditulis adalah 7 juta penonton, seperti dikutip dari Instagram @kknmovie.
Bukan tanpa alasan mengapa KKN di Desa Penari menjadi salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Berawal dari tersebarnya thread KKN Desa Penari yang ditulis SimpleMan di Twitter, akhirnya cerita horor tersebut viral dan diangkat menjadi film.
Baca Juga: Ada Berapa Post Credit Scene di Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness? Simak Jawabannya
Sebelumnya, ada berbagai spekulasi tentang film Indonesia terbaru ini, di mana ada yang mengatakan bahwa KKN di Desa Penari hanya cerita fiktif, di sisi lain disebutkan bahwa karya tersebut berdasarkan kisah nyata.
Menjawab spekulasi itu, baru-baru ini Menteri BUMN Erick Thohir ikut tertarik dengan kisah KKN Desa Penari.
Melalui Instagram pribadinya, bahkan Erick Thohir sampai mengundang Sudirman, pengelola dan penjaga Rowo Bayu, wisata di Banyuwangi yang dulu sempat diduga adalah lokasi asli KKN di Desa Penari.
Menurut Sudirman, kisah KKN itu bukan mitos dan kejadiannya tahun 2008, di mana ada mahasiswa dari salah satu kampus di Surabaya yang melaksanakan KKN di sekitar sana.
Berdasarkan cerita dari Sudirman, ada 6 mahasiswa yang melaksanakan KKN dan dua di antaranya sedang menjalin hubungan asmara.
Singkat cerita, pasangan itu keluar dari situs atau area KKN. Kemudian di perjalanan bertemu dengan seseorang, diajak bertamu, dan diberi makan sampai akhirnya menjelang sore, keduanya pamit pulang dan diberi bingkisan yang dibingkis koran.
Sekembalinya dua mahasiswa KKN itu, tepatnya di bawah tiang bendera wisata Rowo Bayu, mereka bercerita bahwa baru dari wilayah bernama Desa Penari.
Karena teman-temannya tidak percaya, keduanya menunjukkan bingkisan tadi. Namun setelah dibuka, bungkus bingkisan tersebut justru berubah jadi talas yang di dalamnya kepala kera segar.
Baca Juga: 4 Film Marvel Cinematic Universe yang Wajib Ditonton Sebelum Menyaksikan Thor: Love and Thunder
Mahasiswa yang membawa bingkisan itu langsung pingsan, kemudian meninggal beberapa hari kemudian. Sementara sang mahasiswi menyusul satu bulan kemudian.
Jika menilik cerita dari Sudirman, artinya cerita film KKN di Desa Penari diangkat dari kisah nyata.
Namun, selain film KKN, ternyata ada beberapa deret film Indonesia horor yang diadaptasi dari kisah nyata, seperti yang telah dikutip JOMBANG UPDATE dari berbagai sumber berikut.
1. Gasing Tengkorak
Film horor yang dibintangi Nikita Willy ini diangkat dari salah satu legenda lokal dari daerah Minangkabau.
Kisanya tentang gasing yang terbuat dari tengkorak orang yang sudah meninggal dan digunakan untuk sarana santet.
2. Keluarga Tak Kasat Mata
Sinosis Keluarga Tak Kasat Mata menceritakan tentang Genta (Deva Mahendra) yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan di Yogyakarta.
Genta serta karyawan lain pun mengalami berbagai kejadian janggal sejak lokasi kantor mereka berpindah.
3. Danur
Selain KKN di Desa Penari, Danur adalah film horor Indonesia yang diadaptasi dari kisah nyata.
Baca Juga: Urutan Film Marvel Cinematic Universe Sesuai Timeline, Simak Sebelum Nonton Doctor Strange 2
Ceritanya diangkat dari kisah Risa Saraswati, seorang Indigo yang punya beberapa teman tak kasat mata yang kisahnya ia bagikan lewat buku yang ia tulis.
Wujud asli para sahabat Risa dalam film yang biasanya ia lihat menyerupai anak-anak terungkap setelah mata batinnya terbuka.
4. Rumah Kentang
Film ini diangkat dari kisah nyata dari sebuah rumah di kawasan Dharmawangsa, di mana menurut penduduk setempat, rumah tersebut pernah menjadi saksi peristiwa sadir.
Rumah Kentang sendiri menceritakan tentang anak kecil yang terjatuh ke dalam kualit yang digunakan untuk merebus kentang.
Sejak kejadian tersebut, sering tercium aroma kentang atau pun suara anak kecil menangis dari dalam rumah tersebut.
Itulah sederet film horor Indonesia yang diangkat dari kisah nyata selain KKN di Desa Penari.***